Berbicara
mengenai mie instan, memang tiada habisnya. Mulai dari ada yang pro dan kontra.
Mereka yang mengatakan pro karena sangat cepat dan enak bila disajikan,
sedangkan mereka yang mengatakan kontra berbicara kesehatan.Namun Tidak jarang
orang yang “sok” jaga kesehatan, kecanduan mie instan.
Mengapa
saya menulis mie instan? Mie instan merupakan hasil disrupsi produk untuk
menjawab tantangan zaman. Produk ini merupakan sebuah keorisinilan ide manusia
melihat peluang manusia yang semakin menjadi robot.
Bayangkan
saja, orang-orang zaman dahulu tidak mengenal mie instan tapi sekarang tidak
bisa tanpa mie instan. Bahkan ada jargon “Tidak bisa tanpa mie instan”.
Orang-orang tua zaman dahulu, saya masih ingat ketika nenek memasakkan mie instan saat ibuku tidak memasak. Disini
tidak berbicara siapa yang salah, tapi kita bisa melihat sebuah kemajuan zaman
yang tidak dapat terelakkan lagi.
Bahkan
orang-orang jadul dulu sampai tergoyahkan iman mereka untuk mulai memakan mie
instan. Bukti bahwa logika dan rasional manusia sudah mati dan hanya
berorientasi materi mencari harta. Tidak bisa membuat kemaslahatan untuk
sesama.
Apalagi
zaman sekarang ditahun 2017 ini yang semakin canggih teknologi informasi.
Dimana bisnis konvensional mulai mati kutu menghadapi sang Zaman. Tidak mampu
menghadapi perubahan dengan bijak dan yakin akan egonya sendiri. Dimana tahun
ini pula banyak sekali beredarnya berita hoax dan fitnah. Tidak main-main lho
bahayanya hoax ini. Banyak terdapat kasus yang sebenarnya sepele, namun manusia
sudah kehilangan otak untuk berpikir rasional.
Manusia
dibakar karena hal yang belum tentu benar. Tempat ibadah yang tidak sepaham
juga semakin terancam dengan kesempitan rasional orang-orang fanatik. Bisa
dibayangkan jika ada orang berusia 20 tahun seusia saya menerima banyak
konten-konten negatif. Lingkungan yang tidak mendukung , saling fitnah dan
mejatuhkan. Mau jadi apa bangsa ini jika seperti terus? Mikir !
Jadi
kesimpulannya hidup di tahun 2017 ini berdampak pada masa depan berikutnya.
Begitu banyak hal-hal mudhorot di sekitar lingkungan, terutama anak muda yang
sangat butuh dukungan dan peran positif lingkungan. Namun hal itu tidak bisa
terwujud. Jadi ingat lagu-lagu 90-an yang penuh makna dan lagu anak-anak sesuai
porsinya.
Menuju
usia 26-30 , dimana usia matang untuk
berumah tangga. Masih mengumpulkan akumulatif dosa-dosa sejak masa muda dulu.
Sangat bisa dibayangkan , tidak ada yang mau seorang wanita pun mau
mendampingi. Terlebih orang tua sudah terjangkit virus materialistik, bahwa
sang menantu harus punya ini itu dsb. Yang sudah bisa bekerja saja ditolak,
apalagi lelaki yang tidak bisa apa-apa, plonga-plongo seperti orang
gila. Betapa tersiksanya umur yang sudah matang , namun tidak dinikmati
kematangannya dan menjadi bujang lapuk. Apalagi sekarang juga sudah banyak meme
tentang jomblo gak jaman. Miris !
Cuma
bisa plonga-plongo tidak jelas sudah menjadi azab yang pedih bagi
manusia. Bagaimana tidak, Tuhan memberikan segala potensi seperti otak , hati
dan organ tubuh namun tidak bersyukur dalam praktik kesungguhan profesional.
Jadi rasanya neraka sudah didepan mata, tidak usah menunggu besok-besok. Hati
yang tidak tentram ibarat neraka didunia. Apalagi di usia 40-50 tahun ini nih.
Manusia
sudah hidup di alam imajinasi masing-masing, eh malah dibantu oleh teknologi
sekuler. Manusia sudah tidak mampu berkomunikasi sebagaimana layaknya kodrat
manusia sebagai makhluk sosial. Hal ini sudah merajalela ke segala lini
kehidupan. Mulai dari urusan publik sampai pribadi semua sudah dijajah. Wah
bagaimana tidak, di usia 50 ini makin banyak manusia-manusia mencari jodoh
bukan lagi lawan jenis, namun beralih ke boneka seks. Alasannya hanya satu,
boneka itu bisa melayani sepuasnya tanpa sering marah-marah. Dan satu lagi,
tidak perlu ada gaji bulanan hehe.
Semua
hal, mulai dari publik hingga urusan biologis semua bisa menjadi kenyataan
tanpa terkecuali. Apakah bahagia dengan seperti itu? Ya bahagia dong, dengan
kedua alasan diatas. Di usia 60 ini, manusia sudah tidak bekerja lagi. Semua
urusan mulai dari hal yang paling kecil hingga kompleks, diurus oleh namanya
robot. Banyak manusia kehilangan jati diri bahwa ada potensi dalam dirinya.
Manusia
semakin terjerumas dalam zona kenyamanan sehingga lupa fitrah jati diri
ciptaan-Nya. Disaat doa dan pengampunan tidak lagi dibutuhkan karena lebih
cepat datang kenginan dengan canggihnya teknologi. Demo dimana-mana, banyak
sekali aksi-aksi dengan nama nge-trend seperti aksi 252, 313, 205 dll.
Banyak manusia yang bunuh diri karena frustasi tidak sanggup mengikuti
perubahan.
Di
usia yang semakin menua 75-80 tahun, tidak bisa merasakan indahnya alam semesta
ini. Dimana biasanya melihat gugusan bintang indah, namun sekarang semua
menjadi buruk dan tragis. Tinggal menghitung hari, lubang ozon semakin terbuka
lebar namun manusia tidak bisa mengetahui gejala alam. Apalagi memperhatikan
lingkungan sekitar dengan penuh kecermatan, ketilitian dan kesungguhan saja
tidak bisa.
Di
usia yang semakin senja ini , semakin banyak manusia yang tidak bisa bangkit
karena saking terjerumus bagaikan masuk ke lapisan inti bumi. Kebijakan
pemerintah pun juga sudah diambil alih oleh robot karena hanya alasan mampu
menghitung keputusan dengan cepar dan tanpa tedeng aling-aling.
Teknologi
sudah semakin mengambil alih. Dan suatu saat nanti akan ada adegan Film
Terminator, dimana robot-robot mengambil alih dan menjadwalkan hari kiamat bagi
manusia. Memang belum terjadi, hanya sebatas wacana. Namun hal ini perlu
disikapi melihat peran manusia yang semakin kecil dan pembodohan umat manusia
sehingga manusi tidak sadar. Ada salah satu pemuda berhasil menemukan dokumen,
bahwa tahun 2099 akan ada kiamat gelombang pertama.
Tahun
2099 pun sudah tiba, dan firasat juga sudah tidak enak. Diusia 102 tahun ini,
masih kuat berpikir rasional keadaan manusia semakin terancam bahkan punah.
Teringat kembali peran mie instan mempengaruhi masyarakat untuk merasakan
dengan iklan bila anda sibuk, tinggal masak dan praktis. Hal tersebut sudah ku
alami di usia 102 ini. Sebelum ajal menjemput, perasaan saya pun sampur aduk. Kehidupan
yang tanpa teman dan kelurga menjadi memori yang tidak terlupakan. Dan ada
kabar , teman baik ku sudah meninggal dan dilayani secara robotiawi hehe.
Dibungkus kain kafan serta solat dan mengaji secara video call.
Kuburan
pun juga sudah dibuat ilusi mata bahwa kuburan benar adanya. Namun semua itu
hanya kebohongan semata. Jasad yang diterima setelah prosesi mensolatkan, akan
dibakar menjadi abu. Mata lahir manusia sudah ditipu oleh sebuah ilusi
ketidaknyataan. Akhirnya hari itu pun tiba, aku melihat malaikat isrofil datang
dan mencabut nyawa hamba. “Bagaimana, kesendirianmu? Bagaimana jika melihat
tubuh hangus terbakar.” Batinku berbicara.
0 Komentar