Jika kita mau sedikit mencari informasi mata uang kita ditengah hiruk pikuk bursa capres-cawapres, Tik Tok yang diblokir dan megatransfer Cristiano Ronaldo ke Juventus, rupiah sedang dilanda kejatuhan. The Fallen of Rupiah.

          Mungkin kita sedang menikmati euforia Piala Dunia, makan-makan, menggelar nobar , belanja jersey serta pernak-pernik Piala Dunia. Tidak sadar bahwa uang yang kita gunakan itu mulai mengalami penurunan nilai. Bahkan ini bisa disebut sebagai kejahatan yang merampok gaji kita hingga 57%.
          Ditambah laju inflasi 3-5% dan kenaikan bunga bank 0,5% membuat dompet kita semakin sekarat. Penyakit kanker pun mulai merebak di masyarakat.
Apakah kita tahu juga bahwa di saat kita tertidur pulas pun, di China dan USA sedang merencanakan tarif impor yang tinggi. Sehingga disebut World Trade War. Kedua negara ingin egois dan menguntungkan salah satu pihak.
Membuat negara-negara berkembang kocar-kacir. Menteri Perdagangan dan Keuangan dibuat pusing. Ketua Kebijakan Publik Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sutrisno Iwantono menerangkan, dampak dari perang dagang ini di antaranya menimbulkan ketidakpastian ekonomi lantaran pelaku usaha cenderung menahan diri, sehingga bisa menahan pertumbuhan ekonomi dunia yang tahun ini seharusnya membaik.

Kemudian, proteksi di AS dan China menyebabkan komoditas membanjiri pasar global. Tentunya, menekan harga termasuk komoditas ekspor dari Indonesia. Selanjutnya, gangguan ekspor itu memperburuk neraca perdagangan Indonesia. Serta harga elektronik dan mobil juga akan naik. Kemudian, akan berdampak pada nilai tukar rupiah.
Baiklah pembaca yang budiman, mari kita merenung sejenak dengan fenomena diatas. Apakah kita siap menghadapi ini semua ? Menurut data dari BPS, hanya 3% masyarakat Indonesia yang melek keuangan. Sisanya tidak punya rencana sehingga pensiun pun hanya mengandalkan uang pensiunan. Apakah biaya pernikahan, sekolah masih akan sama 10-15 tahun kedepan? Mengingat laju inflasi yang juga sangat tinggi di Indonesia.
Saya disini akan berbagi bagaimana supaya kita bisa lebih melek dan mulai mengatur. Sama saja kita merencanakan kegagalan jika kita tidak merencanakan. Puji syukur kemarin saya membeli sebuah buku dari Ryan Filbert tentang bagaimana sih menginvestasikan uang kita dengan reksadana. Namun saya belum berbagi tentang cara menggunakan reksadana, saya akan berbagi tips mengatur keuangan pribadi kita. Di dalam buku ini juga menjelaskan , kalau kita ingin berinvestasi kita juga harus pandai mengelola keuangan. Supaya apa yang kita investasikan bisa membuahkan hasil.

1.     Financial rontgen fixed cost
Disini kita menganalisa seberapa besar sih pengeluaran bulanan kita. Mulai dari listrik, gas, biaya sekolah dll. Dan juga menganalisa darimana pendapatan kita berasal. Lalu isi dengan rumus Pendapatan (<,>,=) Fixed Cost. Jika kita mendapatkan hasil bahwa fixed cost kita kurang dari pendapatan, maka ada cara lain untuk mengatasinya.

·        Memperbesar pendapatan
Berbicara ini tentu mudah, namun kesulitan jika kita sudah bekerja full time, Maka dari itu carilah peluang-peluang bagus diluar sana.
·        Pengalihan Pengeluaran
Dalam hal, saya akan coba beri contoh supaya anda cepat paham akan cara ini. Dalam memilih langganan untuk operator seluler demi mendapatkan service yang dibutuhkan yaitu langganan blackberry, Ryan Filbert cenderung menggunakan promosi, ada sebuah operator memberikan paket 99 ribu dalam 3 bulan. Setelah layanan habis maka ada tambahan 6 bulan cukup 125 ribu rupiah. Coba dibandingkan dengan teman yang memakai layanan 100 ribu rupiah perbulan.
3 bulan Rp 99.000
12 bulan Rp.250.000
Total Rp.349.000

Pengeluaran teman
15 bulan@Rp.100.000 total 1.500.000

Maka kita menghemat lebih jauh dalam hal operator seluler.

Mari kita praktikkan supaya nafas keuangan kita tetap berjalan dan tentunya mendapatkan manfaat. Ditengah badai dan penyakit yang akan menggoyahkan keagungan Rupiah. Sekian,