Akhir-akhir ini saya seringkali merasa tidak bahagia dan tidak bersyukur atas apa yang sudah diberikan Tuhan pada hidup ini. Hidup ini terasa hambar dan menyakitkan batin. Lalu apa yang salah dalam hidupku ini?
            Hampir beberapa hari ini saya bermalas-malasan dan tidak produktif sama sekali. Hal ini yang membuat saya agak frustasi. Mulanya itu saya sangat bersemangat dan mengejar target dan impian saya. Namun kondisi itu berbeda dengan kondisi saat ini.
            Otak ku sudah diambang ‘kegilaan’, dimana diperparah kondisi lingkungan yang semakin menyudut dan mengkritik ku dengan keras. Seperti drama serial Para Pencari Tuhan yang populer di bulan ramadan beberapa tahun lalu. Saya pun mulai mencari solusi dari masalahku ini.
            Mulai dari membaca buku motivasi, artikel terkait dan menonton video perenungan diri. Namun masih saja tidak berhasil dan malah semakin membuat dada ini berkecamuk. Dengan pasrah, saya tetap melanjutkan aktifitas sebagai penyiar radio.
            Saya datang sekitar jam 17.30 sore, karena kebetulan jadwal siaran jam 18.00. Sambil merebahkan badan dan menyeruput kopi hangat karena musim penghujan sedang galak-galaknya. Sambil merenung, tiba-tiba terdengar kajian Bapak Kyai Tanjung yang membahas terkait niat. Kajian Beliau memang terjadwal sekitar 30 menit dari jam 17.00 tadi.
            “Bahwa seringkali kita melakukan aktivitas dan kegiatan , lupa bahwa batin terasa kurang pas. Hati terasa kurang sreg. Berarti itu menandakan ada yang salah dengan niat dan tujuan kita.” Itulah sekelumit kutipan Beliau yang menancap di hatiku. Menjawab seluruh problema hati dan batinku saat ini.
            Kembali lagi bahwa segala aktifitas yang sudah ku lakukan tanpa disertainya dengan kesadaran hamba-Nya. Tidak ada bersandarnya hati kepada Sang Empunya mengakibatkan hati ini lupa dan lalai, ibarat ikan dalam samudera. Bahwa kehidupan ikan tersebut selalu di dalam samudera.

            Benar-benar jleb menembus relung hatiku yang sangat dalam, bahwa manusia tempatnya salah dan dosa. Oleh karena itu perlu sebuah Guru yang dapat membimbing kita sampai di tempat mulia, kembali bersama-Nya. Murid yang lupa dan jauh dari bersandar , akan mengalami bencana batin dan lahir yang mengerikan.