Masih ada saja nikmat Tuhan yang selalu diberikan kepada hamba-Nya. Tidak hanya nikmat lahir namun nikmat untuk bertafakkur apa yang telah kita lakukan setiap harinya. Bertafakkur sembari mengoreksi diri sendiri merupakan nikmat Tuhan yang tak terkira.
Sehabis makan siang dan sembahyang dzuhur, proses tafakkur itupun muncul. Kali ini yang dibahas adalah usia yang sudah menginjak 20 tahun. Tidak terasa dibenak ku sudah melewati waktu yang yang cukup lama. Batin pun mulai berbisik kedalam nurani, “Apa saja yang telah aku lakukan selama ini? Apakah kamu sudah berguna selama kamu masih hidup? Bagaimana kamu mempersiapkan masa depan dunia dan akhirat jika kamu belum maksimal menggarap potensi dirimu?
Perlahan namun pasti, pertanyaan “ghaib” itu mulai membuatku sedikit menangis. Memori pun langsung terbawa ke masa lalu yang penuh kenakalan dan kegelapan. Terbawa ke dalam kegelapan nurani tanpa pembimbing.
Aku pun melihat banyak sekali temanku yang sudah berhasil dan sukses dengan keahlian mereka masing-masing. Otomatis dengan perjuangan yang berat dan dedikasi yang tinggi. Tidak mungkin dengan membuang-buang waktu dengan berleha-leha tidak jelas. Hal itupun membuat ku semakin jatuh semakin dalam, relung hati semakin tersayat akibat tumpukan dosa. Memberikan alarm kepada diriku bahwa perjuangan ku ini belum maksimal dan konsisten.
Satu hal pikukuh lagi yang membuatku semakin bersemangat menata hidup kembali adalah melihat teman yang berjuang. Saat aku ingin memfoto copy kontrak perjanjian belajar menulis di dekat kamar, sedikit berbincang dengan penjaga foto copy-an tsb. “Wah iya ini mas, saya ingin menjadi penulis terkenal. Saya mulai belajar menulis banyak hal, nanti saya publish di salah satu web menjadi buku. Saya udah usia 26 tahun nih, ya walaupun agak terlambat sih.” Jleg , batinku kembali tercengang dengan pernyataan mas tadi. Tidak ada kata terlambat untuk meraih sukses da keberhasilan. Usia mas penjaga tadi sudah berusia 26 tahun, sedangkan saya masih berusia 20 tahun. “Wah masih panjang mas kalo masih usia 20 mah. Harus kerja keras, kerja keras dan kerja keras.” Ucapnya sambil tersenyum
“Oh iya mas, saya juga menulis target apa yang ingin dicapai setiap bulan dalam jangka waktu 5 tahun. Jadi kita membuat mind mapping dan road map menuju tujuan kita. Itu sangat membantu sekali dan menjadikan diri kita mendisiplinkan diri.” Satu nasihat penutup dari Tuhan lewat hamba-Nya yang lain.

Satu lagi proses tafakkur yang indah di akhir bulan Juli ini menuju bulan Januari yang genap berusia 21 tahun hehe. Sebagai buktinya aku sudah mulai menulis lagi dan mengikuti pelatihan menulis. Tidak ketinggalan pula mempraktekkan apa yang aku baca dan pelajari seperti mind mapping dan hukum tarik menarik. Tujuan yang sebenarnya adalah kembali selamat bertemu dengan Tuhan, ini merupakan jalan selamat dengan bersungguh-sungguh menggarap potensi dengan kebersandaran. Kalau tidak dan salah orientasi maka dunia yang akan mengejar habis dirimu seperti Dhawuh Bapak kyai Tanjung.